Makalah
Pengambilan Keputusan Perspektif MMTP
oleh: Imam Fathollah
Pascasarjana STAIN Jember
Dosen Pengampu: Dr. H. Suhadi Winoto, M.Pd
Makul : MMTP
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam
sebuah organisasi pengambilan keputusan adalah salah satu dari proses manajemen
yang sangat penting. Hal ini dikarenakan bahwa pada hakekatnya fungsi-fungsi
manajemen lainnya dilatar belakangi oleh adanya sebuah keputusan yang diambil
oleh seorang manajer yang kemudian secara hirarkis dibuat oleh lini-lini
manajemen di tingkat staf-staf yang diperlukan.
Salah
satu tolak ukur yang biasa dipakai untuk mengukur efektifitas kepemimpinan
seseorang yang menduduki jabatan pimpinan dalam suatu organisasi ialah
kemampuan dan kemahirannya mengambil keputusan. Suatu keputusan dapat dikatakan
sebagai keputusan yang baik apabila memenuhi empat persyaratan yaitu rasional,
logis, realistis dan pragmatis.[1]
Hal tersebut dapat dicapai apabila seorang pengambil
keputusan mampu menggabungkan secara tepat tiga jenis pendekatan :
Pertama:
pendekatan yang didasarkan pada teori dan asas-asas ilmiah yang telah
dikembangkan oleh para teoritisi yang mendalami proses pengambilan keputusan.
Kedua
: pendekatan
yang memanfaatkan kemampuan berfikir yang kreatif, inovatif dan intuitif
dibarengi dengan keterlibatan secara emosional disamping merupakan sesuatu yang
sifatnya generik, juga berkembang karena kemampuan memperhitungkan dampak
situasional, kondisional, temporal dan spasial.
Ketiga : kemampuan
belajar dari pengalaman mengambil keputusan di masa lalu, baik karena keberhasilan maupun karena kekurang
berhasilan dalam pelaksanaannya atau bahkan mungkin kegagalan-kegagalan.[2]
Di dalam organisasi sekolah,
pengambilan keputusan penting bagi manajer pendidikan karena proses pengambilan
keputusan mempunyai peran penting dalam memotivasi, kepemimpinan, komunikasi,
koordinasi dan perubahan organisasi. Setiap keputusan yang diambil manajer
berpengaruh terhadap pelanggan pendidikan terutama peserta didik. Oleh karena
itu, setiap manajer pendidikan harus memiliki ketrampilan mengambil keputusan
secara cepat dan tepat.
B. Permasalahan
Dalam makalah ini akan diuraikan masalah yang berkaitan
dengan proses pengambilan keputusan diantaranya pengertian pengambilan
keputusan, basis pengambilan
keputusan, model-model pengambilan
keputusan dan contoh pengambilan
keputusan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pengambilan Keputusan
Menurut G.R. Terry, sebagaimana dikutip oleh Malayu S.P. Hasibuan adalah
“pemilihan alternatif kelakuan tertentu
dari dua atau lebih alternatif yang ada.”[3]
Harold Koontz dan Cyril O”Donnel, et.all. menyatakan bahwa pengambilan
keputusan adalah pemilihan di antara alternatif. Alternatif mengenai cara
bertindak adalah inti dari perencanaan. Suatu rencana dapat dikatakan tidak
ada, jika tidak ada keputusan, sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau
reputasi yang telah dibuat. Amirullah dan Rindyah (2002) mendefinisikan pengambilan keputusan
sebagai suatu proses penilaian dari berbagai alternatif sesuai dengan
kepentingan-kepentingan tertentu dengan menetapkan suatu pilihan yang dianggap
paling menguntungkan.
Sedangkan Sondang P. Siagian mengemukakan pengambilan
keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakekat suatu
masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang matang atas
alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang paling tepat.[4]
Definisi lain juga dikemukakan oleh Husaini Usman
pengambilan keputusan dalam bidang pendidikan adalah proses memilih sejumlah
alternatif. Proses pengambilan keputusan sangat berperan dalam memotivasi,
kepemimpinan, komunikasi, koordinasi dan perubahan organisasi. Karena itu
keputusan yang diambil manajer/administrator pendidikan berpengaruh bagi
pelanggan pendidikan terutama peserta didik.[5]
Dari definisi-definisi di atas, dapat ditarik sebuah
kesimpulan bahwa pengambilan keputusan dalam manajemen adalah suatu proses
bagaimana menetapkan suatu keputusan yang terbaik, logis, rasional dan ideal
berdasarkan fakta, data dan informasi dari sejumlah alternatif untuk mencapai
sasaran-sasaran yang telah ditetapkan dengan resiko terkecil, efektif dan
efisien untuk dapat dilaksanakan pada masa yang akan datang.[6]
B.
Basis Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan (decision making) yang
dilakukan oleh manajer (decision maker) biasanya didasarkan atas :[7]
1.
Keyakinan
Manajer dalam pengambilan keputusannya didasarkan atas
keyakinan bahwa “keputusan” inilah yang terbaik setelah diperhitungkan,
dianalisis faktor-faktor internal dan eksternal serta dampak positif dan
negatif dari keputusan tersebut. Jadi keyakinanlah yang dijadikan sebagai basis
pengambilan keputusan oleh manajer.
2.
Intuisi
Manajer dalam
pengambilan keputusan didasarkan atas suara hati (intuisi), bersifat ilham dan
perasaan-perasaan (good feeling)-nya. Sasaran-sasaran, pengaruh,
preferensi-preferensi, dan psikologis individu pengambil keputusan memegang
peranan penting. Di sini ilmu subjektif sangat vital. Pengambilan keputusan
secara intuitif ini secara tidak sadar dipengaruhi oleh pengetahuan masa lalu,
latihan-latihan dan latar belakang. Biasanya ia seorang aktifis, dinamis, dan
senantiasa bertanya tentang situasi-situasi dan ia menemukan pemecahan atas
problem-problem sulit. Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi biasanya
mengandalkan naluri, perasaan pribadi, kemampuan mental, tetapi setiap
situasinya dihadapinya dengan sikap realistis dan memutuskannya menurut
perasaan saja.
3.
Fakta-fakta
Keputusan diambil berdasarkan atas hasil analisis
data, informasi, dan fakta-fakta, serta didukung oleh kemampuan imajinasi,
pengalaman, perspektif yang tepat, dan daya pikir untuk mengimplementasikan
situasi dan kondisi masa depan. Dalam hal ini manajer jangan menjadi robot
analisis data, informasi dan fakta yang komplit. Keputusan yang ditetapkan
berdasarkan fakta-fakta ini relatif baik, logis, rasional, dan dapat
dipertanggungjawabkan serta bisa diterapkan pada setiap situasi dan kondisi.
4.
Pengalaman
Pengambilan keputusan didasarkan atas pengalaman dan
pengalaman pihak lain. Pengalaman sangat berharga, memberikan petunjuk-petunjuk
dan memberikan jawaban atas pertanyaan apa yang harus dilakukan dalam suatu
situasi dan kondisi.
5.
Kekuasaan
Pengambilan
keputusan yang berpedoman atas kekuasaan (authority) yang dimilikinya,
supaya keputusan itu sah dan legal untuk diberlakukan. Hal ini disebabkan authority
merupakan dasar hukum untuk bertindak dan berbuat sesuatu.
C.
Model-model pengambilan Keputusan Perspektif MMT
Dalam Proses
pengambilan keputusan ada beberapa
pendapat tergantung modelnya.
- Keputusan Auto Generated dan keputusan Induced”
a.
Keputusan Auto Generated
Pengambilan keputusan ini diambil secara cepat dan
kurang memperhatikan data, informasi, fakta dan lapangan keputusannya. Keputusan
model ini kurang baik karena resikonya cukup besar. Keputusan ini diambil dalam
keadaan darurat. Namun bila pengambil keputusan dapat melakukannya dan berhasil
baik maka pemimpin tersebut akan cepat maju.
b.
Keputusan Induced
Pengambilan keputusan ini berdasarkan scientific
management atau manajemen ilmiah, sehingga model keputusan ini logis,
ideal, rasional untuk dilaksanakan dan resikonya cukup kecil, namun proses
pengambilannya lambat.[8]
- Individual decision, keputusannya ditetapkan oleh hanya seorang manajer. Sedangkan bawahannya hanya dapat berpartisipasi memberikan saran-saran, pendapat-pendapat serta informasi saja, namun tidak berhak untuk memutuskannya. Ada beberapa kebaikan serta keburukan dalam individual decision.
Kebaikannya:
a)
Keputusannya dapat diambil secara
cepat
b)
Penanggung jawab keputusan itu
jelas
c)
Biaya pengambilan keputusan
relatif kecil
d)
Kecakapan seorang manajer dapat
dimanfaatkan
Keburukannya:
a)
Keputusan kurang baik karena
kemampuan decision maker terbatas
b)
Prestise manajer akan
berkurang jika keputusannya ternyata salah
c)
Realisasi keputusan mengalami
kesulitan sebab bawahan kurang merespon
d)
Pembinaan bawahan kurang
diperlukan
- Group Decision, keputusan ini ditetapkan oleh para anggota, baik hasil musyawarah mufakat maupun voting.
Kebaikannya :
a)
Keputusan relatif lebih baik,
logis, ideal karena merupakan pemikiran orang banyak
b)
Kecenderungan untuk bertindak
otoriter dapat dihindarkan
c)
Kerja sama akan lebih bisa
ditingkatkan
d)
Resiko dan dampak negatif dari
keputusan sendiri kecil
Keburukannya :
b)
Pengambilan keputusan relatif lama
c)
Biaya lebih banyak
d)
Penanggung jawab hasil keputusan
kurang jelas
e)
Minoritas kadang terpaksa
menyetujui[9]
- Kalau dilihat dari situasi saat pengambilan keputusan dilakukan, Kadarusman,et.al (1996) membedakan keputusan kedalam dua jenis yaitu :
a)
Programed decision (
keputusan terpogram)
Keputusan terpogram adalah keputusan yang dibuat dan disesuaikan dengan
suatu kebiasaan, peraturan dan prosedur yang berlaku di suatu organisasi atau
keputusan yang terstruktur dan muncul berulang-ulang.[10] Keputusan yang selalu diulang kembali.[11]
b)
Non Programed Decision
( keputusan yang tidak terpogram)
Keputusan yang tidak terpogram adalah keputusan yang dibuat berkaitan
dengan masalah-masalah yang unik dan luar biasa.[12]
Dalam pengambilan keputusan tidak terpogram tidak ada prosedur yang pasti untuk
menangani persoalan, karena persosalan tidak muncul persis sama dengan
sebelumnya atau karena persoalan itu rumit dan sangat penting.
- Pengambilan Keputusan Klasik
Model
pengambilan keputusan klasik berasumsi bahwa keputusan merupakan proses
rasional dimana keputusan diambil dari salah satu alternatif terbaik.[13]
- Pengambilan Keputusan Prilaku
Model ini
didasarkan pada seberapa jauh keputusan itu dapat memberikan kepuasan. Model
ini juga mempertimbangkan pengambilan keputusan atas dasar rasionalitas konstektual
dan rasionalitas respektif. Rasionalitas konstektual artinya keputusan tidak
hanya didasarkan oleh ketentuan tersurat (tekstual), tetapi juga yang tersirat
(konstektual).
- Pengambilan keputusan berdasarkan manfaat
Dasar pemikiran Pengambilan
keputusan berdasarkan manfaat adalah:
a. Mutu kepuasan
b. Kreatifitas kepuasan
c. Penerimaan keputusan
d. Pemahaman keputusan
e. Pertimbangan
keputusan
f. Ketepatan keputusan
- Pengambilan Keputusan berdasarkan lapangan
Model ini
paling banyak digunakan sekolah karena ingin melibatkan partisipasi warga
sekolah dalam mengambil keputusan. Lima teknik penting dalam pengambilan
keputusan berdasarkan lapangan adalah a) Curah pendapat (brainstorming), b) Teknik grup minimal c) Teknik delphi d) pembela
yang menantang apa yang dianggap baik (devil’s
advocate.
- Pengambilan keputusan Pohon Masalah
Pohon
masalah adalah suatu teknik untuk
mengidentifikasi masalah dalam situasi tertentu, menyusun dan memperagakan
informasi ini sebagai rangkaian sebab akibat.
- Pengambilan keputusan strategis Hunger & Wheelen
Keputusan
strategis ialah keputusan jangka panjang, jangka panjang dilingkungan
pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota adalah lima tahunan. Sehingga
perencanaan strategis (renstra) berlaku lima tahun. Namun jangka panjang
dilingkungan dunia pendidikan adalah 4 tahun sampai 10 tahun. Jangka menengah
satu tahun lebih sampai 4 tahun dan jangka pendek satu tahun.[14]
D.
Contoh Pengambilan Keputusan
1. Cara Pengambilan Keputusan Klasik
|
||||
2. Cara pengambilan keputusan Pohon Masalah
Pohon masalah (Pernyataan Negatif)
|
Akibatnya
|
Penyebabnya
|
|
|
||||||||||||
|
|
|||||||||||||
Pohon sasaran (pernyataan positif)
|
Akibatnya
|
Penyebabnya
BAB III
KESIMPULAN
Masalah pengambilan keputusan
merupakan hal yang paling mendasar dimiliki oleh decision maker demi
kesuksesan sebuah organisasi. Pemahaman terhadap akar permasalahan adalah hal
yang dominan sehingga pengambilan keputusan dapat dipertanggungjawabkan.
Pengambilan keputusan juga mutlak dibutuhkan bagi manajer pendidikan Islam
dengan usaha meminimalisir resiko, pemanfaatan dan penghematan anggaran serta
efisiensi dan efektivitas sebuah kegiatan.
Pengambilan keputusan dalam organisasi merupakan
usaha yang rasional dari administrator untuk mencapai tujuan-tujuan dari unit
yang mejadi tanggung jawabnya. Prosesnya yang mulai dan berakhir dengan
pertimbangan memerlukan kreativitas, ketrampilan kuantitatif dan wawasan
Inti dari pengambilan keputusan adalah
terletak dalam perumusan berbagai alternatif tindakan sesuai dengan yang sedang
dalam perhatian dan dalam pemilahan alternatif yang tepat setelah suatu
evaluasi (penilaian) mengenai efektifitasnya dalam mencapai tujuan yang dikehendaki
pengambil keputusan.
Dalam pengambilan keputusan terdapat beberapa
langkah yang harus diambil oleh pemimpin sebagai pemegang kekuasaan tertinggi
dalam organisasi adalah: mendefinisikan/ menetapkan masalah terlebih dahulu,
menentukan pedoman pemecahan masalah, mengidentifikasi alternatif, mengadakan
penilaian terhadap alternatif yang telah didapat, memilih alternatif yang baik
dan implementasi alternatif yang dipilih.
DAFTAR PUSTAKA
Amirullah.
Hanafi, Rindyah, 2002, Pengantar
Manajemen, Jakarta: Graha
Indah
Hasibuan, Malayu S.P., 2002, Manajemen Dasar,
Pengertian Dan Masalah, Jakarta:
Bumi Aksara
Hasibuan, Malayu S.P., 1990, Manajemen Dasar,
Pengertian Dan Masalah, Jakarta:
CV. Haji Masagung
Siagian, Sondang P, 1990, Teori dan Praktek
Pengambilan Keputusan, Jakarta: CV. Haji Masagung
Usman, Husaini, 2004, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
Usman, Husaini, 2008, Manajemen:Teori,praktek dan riset
pendidikan, Jakarta: Bumi Akasara
[1] Sondang P. Siagian, Teori
dan Praktek Pengambilan Keputusan, (Jakarta: CV. Haji
Masagung, 1990), 5
[4] Malayu S.P Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian
Dan Masalah, (Jakarta: CV. Haji Masagung, 1990), 64
[6] Malayu S.P Hasibuan, Manajemen Dasar,
Pengertian Dan Masalah,...55
[8] Malayu S.P Hasibuan, Manajemen Dasar,
Pengertian Dan Masalah,...59
[11] Husaini Usman, Manajemen:Teori,praktek dan riset pendidikan,(Jakarta:Bumi
Akasara,2008), 362
[13] Husaini Usman, Manajemen:Teori,praktek dan riset pendidikan,...363
[14] Husaini Usman, Manajemen:Teori,praktek dan riset pendidikan,...373
Tidak ada komentar:
Posting Komentar